Diana Amaliyah Verawatiningsih mengajak para kader Posyandu untuk meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat ihwal manfaat Air Susu Ibu (ASI) bagi bayi.
Ajakan disampaikan wakil rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan DPRD JAwa Timur itu menyusul puluhan bayi di Magetan yang mengalami gangguan tumbuh kembang (stunting).
“Saat ini, di Kecamatan Takeran, ada 60 bayi yang mengalami stunting,” ungkap Diana dalam acara Sosialisasi Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 59 Tahun 2020 Tentang Rencana Aksi Daerah pangan dan Provinsi Jawa Timur, di Ruang Pertemuan Desa Kerang Kecamatan Takeran, Magetan (19/6/2022) sebagaimana yang diberitakan situs resmi DPD PDI Perjuangan Jawa Timur.
Peserta sosialisasi dari berbagai unsur. Kader Posyandu, pihak Dinas kesehatan Magetan, tokoh masyarakat, perangkat dan kepala desa setempat, serta para kader PDI Perjuangan dari PAC Takeran dan Pengurus Ranting. (Baca juga: Belajar Kini Serba Gadget, Diana Ajak Guru Lebih Kuatkan Karakter)
Pada kesempatan itu Diana menjelaskan stunting sebagai bagian dari bidang kesehatan menjadi salah satu indikator negara maju.
“Ada dua Indikator sebagai negara maju, yaitu kesehatan dan pendidikan yang baik,” ungkap perempuan yang biasa disapa Mbak Sasa ini.
Menurut Diana, jika bidang kesehatan baik, maka semua masyarakat juga akan baik. Demikian juga jika bidang pendidikan baik, maka masyarakatnya akan pintar. Sehingga, negara akan semakin maju karena rakyatnya sehat dan cerdas pola pikirnya. (Baca juga: Ajak Badut di Acara Vaksinisasi Anak di Madrasah)
Kembali pada persoalan stunting, dijelaskan Diana, adalah kondisi serius gangguan tumbuh kembang pada anak.
Adapun tanda-tandanya yakni tinggi badan di bawah rata-rata, tubuhnya tidak bertumbuh-kembang dengan baik sesuai usianya dalam waktu lama. Hingga akhirnya diikuti gangguan kecerdasan pada anak dikarenakan kurang gizi kronis.
Kondisi tersebut, lanjut dia, dipicu beberapa faktor mulai dalam kandungan ibu yang meliputi infeksi pada kehamilan, kekurangan gizi atau malnutrisi pada ibu hamil, serta gizi yang tidak optimal pada bayi dari sejak lahir.
Adapun untuk mencegah terjadinya stunting, Diana mengajak para kader posyandu dan berbagai pihak untuk menggencarkan sosialisasi perihal manfaat ASI.
“ASI diberikan kepada bayi idealnya dari usia nol sampai dua tahun,” katanya.
Apalagi, imbuh Diana Sasa, saat ini, Kabupaten Magetan termasuk tiga kabupaten di Jawa Timur yang konsumsi ASI-nya rendah. “Hal ini dapat diartikan ada masalah,” beber Sasa.
Untuk itu, Sasa mengharapkan kepada kader Posyandu dan semua pemangku kepentingan lebih menggencarkan manfaat ASI pada kesempatan apapun. Harapannya ke depan, khususnya di Kecamatan Takeran akan 0 (nol) stunting. (Baca juga: Jadi Tuan Rumah Pelatihan KUBACA Pengajar PAUD)
a
Tinggalkan Komentar