SabdaNews.com – Hasil tak pernah mengingkari usaha atau kerja keras. Itulah ungkapan yang pas untuk menggambarkan perjuangan Diana Amaliyah Verawatiningsih bisa menjadi salah satu dari 120 anggota DPRD Jatim periode 2019-2024 yang dilantik dan diambil sumpah jabatan oleh kepala Pengadilan Tinggi Jatim di kantor DPRD Jatim, Sabtu (31/8/2019).
Politisi muda PDI Perjuangan itu selama ini dikenal sebagai pegiat literasi yang kerap blusukan dari kampung ke kampung untuk menyebarkan virus membaca, mendorong terbentuknya banyak perpustakaan komunitas, dan menggelar berbagai diskusi buku.
”Penguatan budaya literasi adalah syarat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Di Jatim IPM sudah tinggi, namun belum merata. Misalnya, IPM Surabaya sangat tinggi, tapi di daerah lain rendah. Penguatan literasi ini juga sejalan dengan visi pembangunan SDM dari Presiden Jokowi 5 tahun ke depan,” ujar Sasa sapaan akrab Diana Amaliyah Verawatiningsih.
Diana sebelumnya pernah menjadi caleg DPRD Jatim dari dapil dapil Jatim IX (Magetan, Ngawi, Ponorogo, Trenggalek, Pacitan) pada pemilu tahun 2009 dan 2014, namun tidak lolos. Kendati demikian, hal itu tak menyurutkan dirinya untuk tetap melakukan kerja-kerja politik dan sosial, terutama menyebarkan virus membaca ke desa-desa sejak tahun 2009 silam.
Ia bahkan merelakan rumahnya sebagai perpustakaan umum dan tempat berdiskusi anak-anak muda. Ribuan koleksi bukunya bisa dipinjam secara gratis. ”Saya sering dijuluki tukang buku,” kelakar perempuan murah senyum ini.
Yang menarik, lanjut Sasa betapa banyak buku yang dipinjam warga tapi tak satu pun yang hilang. Mereka bawa pulang, selesai membaca, selalu dikembalikan.
“Kita harus belajar ke warga di kampung yang begitu jujur. Jadi jika teman-teman punya koleksi buku, jangan takut berbagi kepada warga yang mungkin belum berkemampuan finansial membelinya. Berbagi buku itu luar biasa manfaatnya,” tegasnya.
Dengan modal sosial itulah, rasa kepercayaan warga terpupuk kepada Diana, yang otomatis membuat biaya politiknya menjadi rendah saat mencalonkan kembali di pemilihan umum 2019 lalu.
”Saya ingin menepis anggapan bahwa yang bisa berpolitik hanya orang-orang bermodal besar. Masyarakat butuh edukasi. Masyarakat cerdas melahirkan politisi cerdas, jadi bukan soal duit semata,” imbuh alumnus Unesa Surabaya tersebut.
Boleh percaya atau tidak, Diana mengaku hanya bermodalkan uang Rp.25 juta untuk modal kampanye di dapil Jatim IX (Magetan, Ngawi, Ponorogo, Trenggalek, Pacitan).
”Biaya kampanye saya sekitar Rp25 juta, untuk cetak kartu nama, kampanye digital, dan operasional mengunjungi warga. Saya tak pernah bikin pertemuan skala besar,” ujar anggota DPRD Jatim yang meraih 31 ribu suara pada Pileg lalu.
Berbeda dengan caleg lainnya, pendiri perpustakaan D’buku ini memang tidak memasang baliho dan spanduk. Diana hanya bersilaturahim ke masyarakat dengan door to door dari rumah ke rumah.
”Saya mendatangi teman-teman pencinta buku satu per satu. Lalu keluarga mereka. Lalu mereka bergerak membantu saya,” jelas mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang menjadi salah satu banom Nahdlatul Ulama (NU), tersebut.
Ditambahkan, selain kerja relawan pencinta buku, keberhasilannya menjadi anggota DPRD Jatim tidak terlepas dari gotong royong seluruh caleg dan pengurus PDI Perjuangan yang dengan kompak berbagi area konsolidasi. Peran senior partai juga cukup vital dalam memandu memasuki pertarungan politik.
”Karena saya tukang buku, saya mendapatkan area konsolidasi bersama pegiat literasi, seniman, dan pemilih milenial,” beber perempuan kelahiran 28 Maret 1980.
Sadar modalnya terbatas, Diana juga mengoptimalkan media sosial. Dia beriklan di media sosial. Algoritmanya dia atur, mulai target umur, perilaku berinternet, hingga kesukaan warga.
”Dalam kampanye digital itu, saya menautkannya ke WhatsApp. Lalu terjadi interaksi. Setiap malam, sambil momong anak, saya membalas ratusan pesan WA sampai dini hari,” kenang perempuan berkaca mata ini.
Sebagai anggota dewan, Diana berjanji mengawal garis kebijakan PDI Perjuangan. ”Kita gotong royong mewujudkan kebijakan pro wong cilik, dan menjadikan Jatim rumah besar yang ramah untuk semua warga,” pungkas Diana Amaliyah Verawatiningsih. (tis)
Sumber: sabdanews.com
Tinggalkan Komentar