Meski sudah menjadi anggota dewan di DPRD Jawa Timur, kegiatan sosial merupakan aktivitas yang tak bisa ditinggalkan oleh Diana Amaliyah Verawatiningsih.
Setiap jumat, Diana dan sejumlah relawan melakukan aksi sosial. Biasanya membagikan makanan siap santap ke para dhuafa atau menyambangi warga lansia atau yang warga yang sakit.
Kali ini anggota Komisia A DPRD Jatim itu bersama sejumlah rekan berkunjung ke rumah Mbah Wainem (69 tahun), warga RT 5 RW 1 Desa Baron Magetan.
Lansia ini sedang sakit dan tidak terawat. Lantas Sasa -demikian ia biasa disapa- mengabarkan kondisi Mbah Wainem ke Tim Jatim Social Care (JSC) Dinas Sosial Jawa Timur di Magetan.
Senin (18/10/2021), tim JSC turun bersama Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Tresna Werdha (PSTW) ke lokasi.
Sang Anak Hanya Pengepul Barang Bekas
Mbah Wainem hanya punya satu putra bernama Purwadi (44 tahun). Sehari-hari ia bekerja sebagai pemulung dan mengumpulkan barang bekas.
Purwadi adalah seorang duda karena istrinya wafat 2017 lalu. Ia punya dua anak, Dilla (18 tahun) yang mengalami gangguan mental dan satu lagi putra bernama Ersa (9 tahun).
Dengan penghasilan yang tak pasti, Purwadi menanggung hidup ibunya yang sepuh dan sakit-sakitan serta mengasuh anak dengan gangguan jiwa.
Tentu beban ini sangat berat bagi Purwadi untuk dipikul seorang diri. Karena itu, Sasa dan rekan-rekan relawan berinisiatif melakukan komunikasi dengan instansi terkait termasuk dengan pejabat desa.
“Purwadi bekerja serabutan sebagai buruh, ikut saudaranya yang seorang pengepul barang bekas (pemulung). Dengan penghasilannya yang pas-pasan, dia harus menghidupi ibunya yang sudah renta dan anak perempuannya yang menderita kelainan mental. Kalau Purwadi bekerja, kadang anak perempuannya dibawa ke tempat kerja, karena seringkali memukuli neneknya yang sudah renta,” terang Puji Suwito, seorang perangkat desa kewilayahan (kamituwo) Desa Baron, Kecamatan Magetan sebagaimana dilaporkan jatimhariini.com, 18/10/2021).
Dengan adanya perhatian dari dinas terkait, lanjut Puji Suwito, keluarga Purwadi dan Mbah Wainem sangat tertolong, bisa mengurangi beban hidupnya.
“Dengan Mbah Wainem dibawa ke panti, bisa sangat mengurangi beban hidup Purwadi. Kami berharap, Dilla anak perempuan yang ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) juga bisa dibantu untuk mendapatkan pengobatan,” sambung Puji.
Sementara itu, Diana mengapresiasi positif kinerja UPT PSTW Dinas Sosial Provinsi Jatim di Magetan. "JSC sangat responsif. Harus dipertahankan kinerjanya," ucapnya. "Karena masih banyak warga yang kurang terawat di saat sepuhnya," imbuhnya. (Baca juga: Diana Buka Aspirasi, Nelayan Pacitan Terima Hibah Kapal)
Cucunya Alami Gangguan Psikologis
Sasa menuturkan bahwa dirinya dan relawan Jumat Berkah berupaya menolong dan mencarikan akses bantuan untuk Mbah Wainem beserta anak dan cucu-cucunya.
“Setiap Jumat kami ada kegiatan Jumat berkah, dan kebetulan kemarin kami berkunjung ke rumah Mbah Wainem, melihat kondisinya yang sangat memprihatinkan. Alhamdulillah, tim JSC UPT PSTW responsif dan langsung gerak cepat mengunjungi rumah Mbah Wainem,” tutur anggota Fraksi PDI Perjuangan Provinsi Jatim dari Dapil Jatim VII (Ngawi, Magetan, Ponorogo, Trengggalek, dan Pacitan).
“Kami berkunjung ke Panti Werdha menengok Mbah Wainem (Senin, 18/10/2021). Alhamdulillah, kondisinya sudah jauh lebih baik darpada kemarin pas masih di rumah. Mungkin karena pengaruh kondisi sosial ekonomi. Dan cucunya yang kelainan mental itu jadi terganggu. Kemarin sama anaknya saja sudah tidak mengenali, seperti sudah sangat pikun, tadi saya lihat kondisinya sudah sangat membaik, bisa komunikasi lancar, terlihat ceria, dan mau makan. Bahkan dengan perangkat desa yang ikut datang ke panti saja Mbah Wainem bisa mengenali,” papar Sasa.
Problem Mbah Wainem sudah tertangani, tinggal bagaimana secepatnya membantu cucunya, Dilla agar segera mendapatkan pengobatan ataupun terapi agar bisa lebih baik lagi. (Baca juga: Ikut Reboisasi Di Acara Sedekah Desa Bedagung Magetan)
Diupayakan Penerima Bantuan Iuran Untuk BPJS Kesehatan-nya
“Supaya bisa segera mendapatkan pengobatan, kami akan buatkan BPJS mandiri, karena Purwadi dan anaknya belum punya BPJS,” jelas Sasa.
“Informasi yang kami terima, sebenarnya Purwadi sudah diusulkan oleh Pemdes Baron untuk mendapatkan Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), tapi sampai sekarang belum keluar BPJS PBI-nya,” ungkapnya.
Tinggalkan Komentar