Pesta demokrasi Pemilu 2024, sangat terlihat ketika memasuki masa kampanye mulai 28 November 2023 lalu. Sejak itu, hingga sekarang bermunculan baliho dan spanduk sebagai alat peraga kampanye dari calon legislatif, calon presiden dan wakil presiden, serta partai politik.
Sayangnya, pesta dinodai dengan aksi tak terpuji dengan perusakan alat peraga kampanye.
Diana mengaku sepekan ini mendapat laporan alat peraga kampanyenya dirusak. Terdiri atas: baliho tanda gambar dirinya, banner Capres Ganjar Pranowo dan baliho HUT ke-51 PDI Perjuangan.
“Milik saya ada 5. Baliho Ganjar banyak sekali. Ada yang lebih menyakitkan, yakni perusakan terhadap baliho HUT ke-51 PDI Perjuangan serta pengambilan bendera partai,” kata Caleg Nomor Urut 3 untuk DI perjuangan dapil 9 Jawa Timur (Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, dan Ngawi) untuk DPRD Provinsi Jawa Timur itu, (21/1/2024).
Baca juga: Diana Ingin Perkuat Perlindungan Anak dan Perempuan
Diana Sasa mengaku memasang sekitar 100 baliho alat peraga kampanye dirinya, baliho capres dan HUT PDI Perjuangan. Dipasang di desa yang menjadi binaannya.
“Saya pasang baliho karena ditanya warga maju lagi apa enggak, sehingga saya buat baliho. Dan, isinya ucapan selamat karena desa tersebut mendapatkan bantuan hibah dari provinsi atas aspirasi saya. Dipastikan dirusak, karena pola yang teratur. Disilet pada nama dan wajah,” jelasnya.
Diana Sasa mengecam aksi perusakan alat peraga kampanye karena selain melanggar hukum, tindakan itu menunjukkan sikap tidak dewasa atas demokrasi dan perbedaan pilihan.
Baca juga: Diana Ajak Anak Muda Peduli Politik
“Perbedaan pilihan adalah hal yang wajar dalam demokrasi. Setiap individu berhak atas pilihan yang mewakili nilai dan kepentingannya. Penting sekali untuk menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi nilai demokrasi,” sambungnya.
Pelakunya Masih SMP dan Mengaku Ada Yang Membayari
Aktivis literasi perempuan di Magetan itu mendukung penegakan hukum yang adil atas aksi vandalisme alat peraga kampanye.
“Saya berharap ada tindakan nyata dari Bawaslu dan Gakkumdu Magetan untuk mengatasi persoalan ini. Kemarin ada pelaku yang tertangkap. Masih anak usia SMP, disuruh orang dan dibayar,” ungkapnya.
Diana Sasa mengajak semua pihak untuk menjaga kondusifitas di Magetan dan di Jawa Timur serta bersatu kembali apapun hasil dari perbedaan pilihan.
Baca juga: Sambangi Keluarga Korban KDRT di RS
Tinggalkan Komentar