Saya teringat sosok Tirto Utomo. Beliau memiliki nama asli PT. Golden Mississippi pada 1973. Kalau masih belum paham maka ingatlah Aqua. Beliau adalah perintisnya.
Pada awalnya di sekitar tahun 1970-an, beliau menjajakan air putih dalam kemasan. Tentu hal ini ditertawakan oleh banyak orang. Saat itu air memang cukup melimpah dan gratis. Tapi beliau seperti mampu melihat masa depan. Kini air isi ulang pun harus dibayar. (Baca juga: Kelak Cara Belanja Di Magetan Serba Digital)
Lebih mengenaskan lagi ketika saya berkunjung ke Australia. Di situ saya benar-benar bersyukur bisa hidup di Indonesia. Di negeri Kangguru, untuk membeli air minum dalam kemasan harganya jauh lebih mahal dari coklat batangan.
Padahal air putih adalah kebutuhan pokok. Bila tidak makan, kita masih bisa bertahan kalau ada air bersih. Bahkan kalau kita makan pun jika tanpa air putih akan kesulitan.
Anda bisa membayangkan botol Aqua ukuran sedang lebih mahal dari Silverqueen. Hal itu terjadi di Australia. Imbasnya, mereka minum air isi ulang, atau air dari kran yang tersedia di banyak sudut kota. (Baca juga: Oleh-oleh Cerita Kunjungan Di Australia Selama Kegiatan Young Leaders Exchange)
Caranya adalah, kita membawa botol air minum kemana-mana. Kalau habis kita isi. Kalau untuk membeli air kemasan, harus berpikir seribu kali.
Untung kita hidup di Indonesia. Masih murah. Dari situ saya lebih semangat minum air putih.
Meskipun demikian, banyaknya kran air putih gratis patut ditiru. Bisa jadi karena air kemasan masih murah model seperti Australia belum bisa diterapkan. Coba kalau mahal, banyak yang mencari gratisan. Tapi jangan ya. Kita Indonesia, bukan Australia. (Baca juga: Begini Cara Australia Menjaga Kesehatan Warganya)
Ket. foto: Menyempatkan diri bermain di salah objek wisata selama Indonesian Young Leaders Exchange di Australia Agustus 2022.
Tinggalkan Komentar