Saya terkejut ketika tahu angka kekerangan yang menimpa perempuan dari 1 Januari hingga 23 Juni 2022 mencapai 10.727 kasus. Artinya hanya dalam jangka waktu satu hari terjadi sekitar 60 kasus (kemenpppa.go.id).
Lebih miris lagi dari data tersebut korban anak mencapai 56,5 persen. Bahkan di rentang usia 6 sampai dengan 12 tahun mencapai 2.190 orang. Miris. Dengan kata lain jika anak kita perempuan, potensi mendapatkan kekerasan baik fisik maupun verbal cukup besar.
Bahkan secara wilayah, Jawa Timur adalah tempat yang paling rawan karena paling banyak menjadi tempat terjadinya kekerasan tersebut (okezone.com). Saya sebagai perempuan Jawa Timur dan duduk di anggota DPRD, tentu sangat terkjut sekaligus sedih. (Baca juga: Pentingnya Perempuan Yang Paham Politik di Parlemen)
Perlu jadi perhatian, banyak yang tidak sadar, jika kekerasan yang terjadi pada perempuan terjadi dari pelaku yang berada di lingkungan dekat kita. Yang mengenal objek. Bisa keluarga kita sendiri, guru, pengasuh, atau tetangga.
Dari sini kita harus sadar, terkadang anak kita tidak mengetahui bahwa apa yang sudah dilakukan orang lain adalah bentuk kekerasan. Anak kecil diberi permen saja sudah bisa diperdaya.
Oleh sebab itu untuk mencegah terjadinya ancaman tersebut, peran keluarga sangat penting. Terutama dalam mengajarkan bahwa ada bagian-bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. (Baca juga: Keluarga Adalah Segalanya)
Mengajarkan cara berpakaian, juga sangat penting. Karena di era serba terbuka seperti seorang, pornografi sangat mudah menjadi tontonan yang bisa memicu potensi kejahatan. Dari cara berpakaian inilah terkadang menjadi awal dari kejahatan seksual. (Baca juga: Diana Ajak Guru PAUD Pelatihan Metode KUBACA)
Tahapan berikutnya, jika memang sudah melakukan upaya tersebut, kita tetap harus menambah edukasi bagaimana jika ada yang benar-benar melakukan. Contoh, jika ada yang berusaha menyentuh bagian sensitif, harus lari, atau berteriak tolong, dan lain sebagainya.
Menurut saya ini wajib dilakukan bagi siapa saja yang memiliki anak perempuan. Karena terkadang seseorang tampak baik kepada kita, tapi belum tentu kepada anak kita. Waspada!
(Baca juga: Saya Butuh Teman Diskusi Sesama Perempuan)
Tinggalkan Komentar