
Saat ini anak muda menurut saya tidak begitu akrab dengan sejarah. Padahal dari sejarah itulah kita akan menatap masa depan dengan lebih optimis.
Oleh sebab itu saya ingin anak saya lebih dekat dengan sejarah. Caranya bukanlah dengan edukasi berbasis literatur. Mereka cenderung bosan. Tapi harus diiringi dengan wisata.
Di antaranya saya ajak anak ziarah ke makam Bu Inggit Ganarsih di Bandung. Beliau adalah istri pertama Bapak Proklamator Indonesia, Ir. Soekarno.
Ia sudah menjadi istri sekaligus seperti ibu bagi sang presiden. Di masa perjuangan, Inggit membiayai perjuangan, dari kuliah hingga aktivitas politik. Perannya begitu sentral meski jarang disebut dalam buku pelajaran.
Saya ingin ziarah sejarah tersebut tidak sekadar mengenang jasa Inggit Garnasih, tapi juga menjadi napak tilas perjuangan Inggit Garnasih mendampingi Bung Karno.
Kelak anak-anak saya mengenal Inggit Ganarsih agar mereka bisa belajar menghargai pengorbanan orang-orang yang ada di balik layar kesuksesan seseorang. Di balik kebesaran seseorang, selalu ada pengorbanan orang yang tidak dikenal.
Memang Perempuan kelahiran Bandung, 17 Februari 1888 , ini mungkin tidak secara langsung memberikan sumbangsih pemikiran dan teori untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi, kasih sayangnya mampu menempa Bung Karno menjadi pemimpin yang hebat.
Kaum perempuan, sebut saja Cut Nyak Dien, Laksamana Malahayati, Raden Dewi Sartikan, Raden Ajeng Kartini, Inggit Garnasih, Fatmawati, dan lainnya, telah memberikan inspirasi untuk menjadi satu sayap dari sepasang sayap burung.
Para pahlawan perempuan itu harus kita kenang. Harus jadi inspirasi kita semua, laki-laki dan perempuan adalah sepasang dari sang burung. Jika salah satunya patah, maka burung tidak akan bisa terbang.
Saya juga mendukung penyematan pahlawan nasional pada diri Inggit Garnasih juga sebagai afirmasi terhadap peran perempuan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ini sikap saya untuk mengenang, menghargai, menghormati jasa kaum perempuan.
Alhamdulillah anak-anak saya senang, dan bisa menjadi pembelajaran agar mereka mulai mengenal jasa para pejuang kemerdekaan.
Baca juga: Haul Gubernur Suryo, Gubernur Pertama Jawa Timur yang Putra Asli Magetan
Tinggalkan Komentar