Ada satu kesan yang tidak bisa dilupakan selama saya berada di Australia, terkait air bersih laik minum. Anda bisa menemukannya di tempat-tempat strategis.

Jadi kalau Anda bepergian ke banyak tempat di Australia, Anda cukup membawa tempat air. Nantinya kita akan mendapati banyak kran-kran yang airnya bisa diminum di lokasi strategis.

Di pusat kota, di tengah taman, bahkan di sudut-sudut kita berjalan mudah ditemukan kran untuk minum. Hal ini masih belum banyak ditemukan di Indonesia.

Secara kualitas, menurut saya sangat laik. Bersih dan segar. Bahkan jika kita meminum dengan bantuan tangan kosong saja akan terasa sensasinya. (Baca juga: Oleh-oleh Cerita dari Indonesian Young Leaders Exchange)

Di sisi lain, adanya kran air bersih akan mengurangi drastis risiko sampah botol plastik. Padahal ini ancaman penting dalam isu lingkungan karena statusnya yang baru bisa terurai dalam jangka waktu ratusan tahun.

Sebagai catatan, dari detik.com, sampah dari botol air minum dalam kemasan menghasilkan 226 ribu ton per tahun. Bahkan botol di bawah satu liter sulit untuk dikumpulkan sehingga tercecer dan mengotori lingkungan. (Baca juga: Napak Tilas Ala Cross Country, Rasakan Kesegaran 7 Mata Air)

Bahkan tingkat daur ulang sampah plastik di Indonesia baru di angka 7 persen. Artinya sekitar 206 ton belum bisa terurai. Untuk lingkungan pengaruhnya akan sangat buruk sekali.

Menurut saya, apa yang dilakukan negara maju seperti Australia bukan hanya persoalan mempermudah akses air minum di ruang publik, tapi juga mengurangi persoalan penguraian sampah yang menjadikan lingkungan semakin rusak. (Baca juga: Begini Cara Australia Agar Rakyatnya Sehat)